Sabtu, 26 Maret 2022

Ujian Praktek kelas 9

 


Pandaan, 21-26 Maret 2022
    Ujian Praktek sendiri adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tertentu yang lebih menekankan pada psikomotor, kecakapan dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaan ujian praktik dilakukan dengan tujuan untuk :  mengukur mutu dan pencapaian hasil belajar psikomotor, kecakapan dan keterampilan peserta didik pada akhir jenjang satuan pendidikan pada mata pelajaran yang telah ditentukan, juga mempertanggungjawabkan pelaksanaan pembelajaran, kecakapan dan keterampilan peserta didik selama menempuh pendidikan di MTs Siti Fatimah.
Pengambilan nilai  ujian praktik memiliki fungsi yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan pemetaan mutu madrasah,  umpan balik dalam perbaikan program pembelajaran di madrasah,  alat pengendali mutu pendidikan dan juga sebagai pendorong peningkatan mutu pendidikan pada madrasah.






Ujian Praktek SBK, mewarnai pot bunga




Ujian praktek B Indonesia, pidato dan MC






Ujian Praktek Penjaskes, senam dan push-up



Ujian Praktek TIK, Belajar membuat Goodle Form






Ujian Praktek Fiqih, belajar sholat jenazah dan sholat berjama'ah

Kamis, 24 Maret 2022

Istighosah Bersama Menjelang Ujian Madrasah

 

Pandaan, 24 Maret 2022

    Madrasah hari ini diwarnai kesibukan persiapan menghadapi ujian madrasah, salah satunya adalah kegiatan doa bersama atau yang dikenal dengan istighosah. Kegiatan ini meliputi semua siswa dan orang tua/wali yang akan mengikuti ujian madrasah kelas IX seluruhnya bersama komponen guru dan tendik.

    Tujuan diadakannya doa bersama ini untuk membekali siswa agar memantapkan hati menempuh ujian madrasah  melalui upaya belajar yang sungguh-sungguh serta percaya diri dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik




mengisi daftar hadir bagi orang tua/wali murid





motivasi siswa oleh Guru BK, Bapak Choirul








Kamis, 17 Maret 2022

Kegiatan pembagian tablet tambah darah rematri kepada siswi MTs MA Siti Fatimah

Pandaan, 17 maret 2022

     Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia ≥15 tahun sebesar 22,7% sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.

Remaja putri ( rematri ) rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru di kalangan rematri.  Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan , bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Angka Kematian Ibu ( AKI ) menurut Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS ) 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab utama kematian ibu adalah pre eklampsia dan eklampsia  (32,4%) serta perdarahan paska persalinan (20,3%) dimana salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan paska persalinan adalah anemia.

Oleh karena itu,  terdapat beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang dapat dilakukan oleh rematri diantaranya :

  1. Meningkatkan asupan sumber makanan sumber zat besi seperti : hati, ikan, daging, unggas, sayuran berwarna hijau tua dan kacang – kacangan.
  2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi diantaranya  pada tepung terigu, beras, minyak goring, mentega dan beberapa snack.
  3. Suplementasi zat besi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, maka pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada rematri dilakukan setiap 1 kali seminggu. Pemberian TTD ini diberikan secara blanket approach dimana seluruh rematri diharuskan meminum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal terlebih dahulu. 

Dalam hal ini, Puskesmas Andalas sudah melakukan sosialisasi dan distribusi TTD ke sekolah – sekolah di wilayah kerja Puskesmas Andalas, namun berdasarkan survey di lapangan, masih banyak rematri yang tidak meminum TTD tersebut dengan alasan takut, mual dan sebagainya. Maka untuk mengatasi masalah kekhawatiran tersebut, perlu diketahui oleh rematri bahwa :

  1. Konsumsi zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan keracunan karena tubuh mempunyai sifat autoregulasi zat besi. Bila tubuh kekurangan zat besi, maka penyerapan zat besi yang dikonsumsi akan banyak, sebaliknya bila tubuh tidak kekurangan maka penyerapan zat besi hanya sedikit sehingga aman dikonsumsi sesuai program.
  2. Konsumsi TTD kadang menimbulkan efek samping berupa : nyeri/perih di ulu hati, mual muntah dan tinja berwarna hitam. Hal ini tidak berbahaya dan untuk mengurangi gejala di atas, sangat dianjurkan minum TTD setelah makan atau malam sebelum tidur.
  3. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah – buahan sumber vitamin C ( jeruk, papaya, mangga, jambu biji dan lain lain) dan sumber  protein hewani ( hati, ikan, unggas dan daging ).
  4. Hindari konsumsi TTD bersamaan dengan teh, kopi, tablet kalsium dosis tinggi dan obat sakit maag terutama yang mengandung kalsium karena akan menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.

 sumber